Inilah 8 Kelebihan Umat Muhammad Dari Umat Nabi Lain
alwaliyah.com | Allah SWT menciptakan dunia dan segala isinya tidaklah lepas
dari terbuatnya dua sisi yang ada. Dua sisi ini maksudnya adalah sisi lebihnya
dari setiap makhluk yang telah tercipta maupun pada sisi kekuragannya. Hal
inilah yang didalam pepatah arab tertuliskan :
لاَاتَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَئٍ
مَزِيَّةً
“Janganlah
engkau menghina orang selainmu karera setiap sesuatu itu memiliki kelebihan”
Maka demikian jugalah kita dengan
yang lainnya, termasuk segala makhluk Allah antara satu dengan yang lainnya,
jenis hewan-hewanan, ataupun tumbuh-tumbuhan. Hikmah dibalik tertanam sifat ini
untuk kita adalah tidak lepas dari makna bahwa kita dan seluruh makhluk lainnya
tidak ada yang sempurna, setiap diri mempunyai kelebihan dan juga memiliki
kekurangan. Kecuali Allah SWT sebagai Tuhan alam semesta yang tidak terdapat
dua sifat demikian.
Mengingat kajian ini tentunya hukum
ini jugala berlaku bagi setiap kelompok dengan kelompok lainnya, contohnya
keutamaan pada diri seorang Nabi besar Mulia kita Muhammad SAW dengan Nabi
lainnya, termasuk didalamnya adalah para umat beliau-beliau ini.
Namun dalam hal ini kita akan
membahas kelebihan dan keutamaan saja. Pertanyaannya adalah kelebihan dan keutamaan
apa saja yang ada pada umat Muhammad dibandingkan dengan umat lainnya ?
PERTAMA : KEUTAMAAN
RASULULLAH SAW DENGAN NABI LAIN
Rasulullah menjadi penghulu bagi
segala Nabi lainnya. Para ulama sepakat bahwa diantara 124.000 Nabi yang
diturunkan Allah kemuka bumi ini nyatanya dipilih lagi oleh Allah menjadi
jumlah nabi yang dikhususkan kepada 25 nabi. Kemudian dari 25 nabi tersebut
maka dipilih kembali oleh Allah menjadi 5 orang nabi, jumlah 5 nabi inilah yang
biasa disebut sebagai Nabi Ulul Azmi, yaitu setiap Nabi yang memiliki Drajat
kesabaran yang tinggi, juga ketaatannya serta nilai kepatuhan kepada Allah yang
sangat besar dibandingkan dari nabi-nabi lainnya. Diantara 5 Nabi Ulul Azmi ini adalah
:
1. Nabi Nuh : Karena beliau berdakwah dan istiqamah pada dakwah
selama 950 tahun namun umat yang mengikut beliau berjumlah 14 orang. 7
diantaranya laki-laki dan 4 lainnya perempuan.
2. Nabi Ibrahim : Karena
beliau sangat teguh dan sabar saat menghadapi ayahnya sendiri bernama Azar
(menurut sebahagian ulama azar adalah pamannya) yang kafir kepada Allah SWT.
Selain itu hal yang paling teguhnya beliau dalam menjalani perintah Allah saat
beliau menghadapi perintah untuk menyembelih anak beliau bernama Ismail dan
juga meninggalkan beliau bersama ibunya, Siti Hajar pada sebuah gurun padang
pasir yang tandus dan tak berair.
3. Nabi Musa : Karena beliau
menghadapi kaum yang keras kepala. Apalagi saat itu kaum keras kepala ini
dipimpin juga oleh pemimpin yang lebih keras kepala dibandingkan umatnya, tidak
hanya itu pemimpin yang bernamakan Fir’aun ini juga menobatkan dirinya sebagai
Tuhan. Saat kondisi inilah segala keajaiban ataupun mukjizat yang ditampilkan
Musa tetap tidak mempengaruhi sedikitpun walaupun sebesar biji dzarah akan
hatinya yang telah keras dari dakwah.
4. Nabi Isa : Beliau
disebut Ulul Azmi karena Nabi Isa adalah Nabi yang hingga hari ini menjadi
perdebatan dua agama, Islam dan Kristen. Nabi Isa menjadi simbol utama
perselisihan dari masa umat yang hidup dimasa Isa hingga akhir zaman ini.
Karena itu, wajarlah jika saat Nabi Isa hidup, banyak sekali umat beliau yang
menfitnah beliau, menghina beliau dan membuat distorsi besar-besaran terhdapa
beliau.
5. Nabi Muhammad SAW : Beliau
disebut ulul azmi, karena banyak sekali cobaan yang dihadapi beliau. Mulai
fitnah, percobaan pembunuhan, meniggalnya saudara dan keluarga yang dicintai
karena sakit atau pembunuhan, selalu mendapat hinaan, bahkan cobaan-cobaan yang
lainnya. Setelah dari 25 Nabi yang diringkas
menjadi 5 Nabi Ulul Azmi maka dari itu dikhususkan menjadi satu orang nabi
saja. Nabi tersebut adalah Nabi Muhammad SAW. Beliaulah penghulu segala Nabi.
KEDUA : UMAT MUHAMMAD
SEBAIK-BAIKNYA UMAT
Umat Nabi Muhammad adalah umat
terbaik dari umat yang lainnya. Demikianlah yang telah di firmankan oleh Allah
SWT :
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (AL-‘IMRAN : 110)
Jika
dahulu, para umat nabi lainnya berdakwah hanyalah antara pada satu bahagian
pada sebahagian lainnya maka umat Muhamamd lebih banyak dari itu. Hari ini
telah diketahui bahwa agama islam adalah agama yang paling tinggi didunia. Hal
ini tentunya tak lepas dari peran para umat Muhamamad yang selalu istiqamah
dalam melanjutkan dakwah Rasulullah hingga ke plosok penjuru dunia. Tidak hanya
itu umat Muhamamad jugalah menjadi pengembang dakwah islam dalam ranah ilmu
pengetahuan dan sains. Umat Muhamamd memiliki sistem dakwah tersendiri dibandingkan
pada umat lainnya. Jika pada umat lainnya hanya pada 1 atau 3 jalan saja namun
umat Muhammad memiliki jalan dan metode penyebaran dakwah yang sangat berbeda. Sepertimana
yang telah dikatakan oleh Allah SWT dalam Ayat Al-Qur’an diatas.
KETIGA : UMAT YANG DI
KHUSUSKAN DI AKHIRAT
Saat nanti
Umat Muhamad berada diakhirat maka surga akan dibuka terlebih dahulu bukan pada
umat lainnya, akan tetapi khusus dimasuki pertama oleh Umat Muhammad. Hal ini
sesuai dengan Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.A, beliua
bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ
مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ
لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا
فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا
لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى
Rasululah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda : “Kami adalah umat terakhir,
namun pertama pada hari kiamat. Kamilah yang pertama kali masuk surga. Walaupun
mereka mendapatkan kitab suci sebelum kami dan kami mendapatkan kitab suci
setelah mereka. Lalu mereka berselisih dan kami ditunjukkan Allah kepada
kebenaran dalam hal yang mereka perselisihkan. Inilah hari mereka, yang mereka
berselisih padanya, dan Allah tunjukkan kepada kita”. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda lagi: “Hari Jum’at, adalah hari kita, dan esoknya
hari Yahudi, dan setelah esok adalah hari Nasrani. [HR Muslim].
Selain itu
Rasulullah pernah bersabda bahwa Umat Muhammad akan dibangkitkan pada hari
akhir dengan sedikit berbeda dari umat lainnya. Saat itu Umat Muhammad dikatakan
nanti akan putih wajahnya saat menghdap Allah. Kelebihan ini tidak diberikan
oleh Allah pada umat lainnya. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ أبيِ هريرة رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ
النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم أنَهُ قَالَ: “إنَّ أمتي يُدْعَون يومَ القيَامةِ
غُرُّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثارِ الْوُضُوءِ، فَمن استطَاَعَ مِنْكُمْ أن يُطِيلَ
غرَّتَهُ (١) فَلْيَفْعَلْ.
Dari Abu
Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan putih
bercahaya karena bekas wudhu’. Siapa diantara kalian yang mampu memanjangkan
cahayanya, hendaklah ia lakukan”[1]
وفي لفظ آخر: رَأيْتُ أبَا هُريرةَ يتوضأ،
فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيهِ حَتى كَادَ يَبْلُغُ المَنْكِبَينِ، ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَيْهِ حَتَى رَفَعَ إلَى السَّاقَيْن، ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ الله
صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ” إن أمتي يُدْعَوْنَ يَوْم القِيَامَةِ غرا
مُحَجلِين من آثار الوُضُوءِ، فمَنِ اسْتَطَاَعَ مِنْكُمْ أنْ يُطِيل غرته
وَتَحْجيلَهُ فَلْيَفْعَل “.
Dalam
lafadz yang lain: Aku melihat Abu Hurairoh berwudhu’, membasuh wajah dan
tangannya hampir sampai ke kedua bahunya. Kemudian mencuci kakinya sampai ke
betisnya. Kemudian berkata: “Aku mendengar Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku
akan dipanggil pada hari kiamat dengan kondisi putih bercahaya karena
bekas-bekas wudhu’. Barang siapa diantara kalian mampu memanjangkan warna putih
dan cahayanya, hendaklah ia lakukan”. (HR
Bukhary & Muslim)
KEEMPAT : BERLIPAT
GANDANYA PAHALA
Saat Umat Muhammad berniat untuk
berbuat kebaikan, maka Allah akan berikan niat itu walaupun ia belum
melakukannya. Namun saat ia telah melakukannya maka Allah berikan pahala yang
kedua. Sebaliknya, jika Umat Muhammad berniat keburukan namun ia belum melakukannya
maka ia masih belum diberi dosa akan tetapi jika ia telah berbuat kesalahan itu
maka Allah berikan dosa pada dirinya dosa. Ukuran satu dosa ini tergantung pada
hal apakah yang ia lakukan. Dalam hal ini Allah telah berkata dalam Hadist
Qudsi :
إِذَا أَرَادَ عَبْدِيْ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً ؛ فَلَا تَكْتُبُوْهَا
عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَـا ، فَإِذَا عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا بِمِثْلِهَا ،
وَإِنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِـيْ فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً ، وَإِذَا أَرَادَ
أَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً ؛
فَإِذَا عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِـهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةٍ
“Jika hamba-Ku berniat melakukan
kesalahan, maka janganlah kalian menulis kesalahan itu sampai ia (benar-benar)
mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya, maka tulislah sesuai dengan
perbuatannya. Jika ia meninggalkan kesalahan tersebut karena Aku, maka tulislah
untuknya satu kebaikan. Jika ia ingin mengerjakan kebaikan namun tidak
mengerjakannya, tulislah sebagai kebaikan untuknya. Jika ia mengerjakan
kebaikan tersebut, tulislah baginya sepuluh kali kebaikannya itu hingga tujuh
ratus (kebaikan).’”[2]
Dalam riwayat Muslim, disebutkan:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِذَا تَـحَدَّثَ عَبْدِيْ بِأَنْ يَعْمَلَ
حَسَنَةً ؛ فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَـمْ يَعْمَلْ ، فَإِذَا
عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِـهَا ، وَإِذَا تَـحَدَّثَ
بِأَنْ يَعْمَلَ سَيِّـئَةً ، فَأَنَا أَغْفِرُهَا لَهُ مَا لَـمْ يَعْمَلْهَا ،
فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ بِمِثْلِهَا. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَتِ الْـمَلَائِكَةُ : رَبِّ ، ذَاكَ
عَبْدُكَ يُرِيْدُ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً (وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ) فقَالَ :
اُرْقُبُوْهُ ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ بِمِثْلِهَا ، وَإِنْ
تَرَكَهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً ، إِنَّمَـا تَرَكَهَا مِنْ جَرَّايَ.
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَحْسَنَ
أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِـهَا إِلَـى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ، وَكُلُّ سَيِّـئَةٍ يَعْمَلُهَا
تُكْتَبُ بِمِثْلِهَا حَتَّى يَلْقَى اللهَ.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ’Jika
hamba-Ku berniat mengerjakan kebaikan, maka Aku menuliskan baginya satu
kebaikan selagi ia tidak mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya, Aku
menuliskan baginya sepuluh kali kebaikannya itu. Jika ia berniat mengerjakan
kesalahan, maka Aku mengampuninya selagi ia tidak mengerjakannya. Jika ia sudah
mengerjakan kesalahan tersebut, maka Aku menulisnya sebagai satu kesalahan yang
sama.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Para malaikat
berkata, ’Wahai Rabb-ku, itu hamba-Mu ingin mengerjakan kesalahan –Dia lebih
tahu tentang hamba-Nya-.’ Allâh berfirman, ’Pantaulah dia. Jika ia mengerjakan
kesalahan tersebut, tulislah sebagai satu kesalahan yang sama untuknya. Jika ia
meninggalkan kesalahan tersebut, tulislah sebagai kebaikan untuknya, karena ia
meninggalkan kesalahan tersebut karena takut kepada-Ku.’” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika salah seorang dari kalian
memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dikerjakannya ditulis
dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat dan setiap
kesalahan yang dikerjakannya ditulis dengan satu kesalahan yang sama hingga ia
bertemu Allâh.”[3]
KELIMA: DIBERIKAN SYAFAAT
Kelabihan Umat Muhammad lainnya
adalah diberi Syafaat oleh Allah dan Nabi-Nya, Muhammad SAW. Syafaat disini
dapat diartikan sebagai hadiah bonus untuk mereka yang beramal baik namun tidak
memenuhi syarat yang sesuai. Misalkan Shalat mungkin dilakukan ada unsur riya,
sombong atapun memamerkan ibadah maka saat di hari akhirat nanti Allah dan
Rasul-Nya akan diberikan pembetulan dari Syafaat itu. Asalkan ia mau tetap
mengharap keridhaan Allah SWT.
Namun pada ihwal ini dibahaskan pada
Syafaat Rasulullah SAW. Dan inilah kelebihan Nabi Muhammad SAW atas umatnya,
bahwa beliau memiliki hak dari Allah untuk menyidangi sendiri umatnya nanti
dengan cara diberikan Syafaat kepada mereka setelah menjalani hukuman
persidangan akhirat.
Ada banyak hadist yang menunjukkan
makna syafaat ini, salah satunya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin
Malik :
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ فِي بَعْضٍ فَيَأْتُونَ
آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ
عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَ
إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى فَإِنَّهُ
كَلِيمُ اللهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ
بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ
لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي
….
“Ketika hari kiamat datang, manusia
berduyun-duyun mendatangi nabi Adam dan mengatakan, “Berilah syafa’at kepada
rabbmu !” Adam menjawab, “Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada Nabi
Ibrahim karena dia adalah kekasih Allah Azza wa Jalla ,” mereka mendatangi Nabi
Ibrahim, nabi Ibrahim berkata,” Aku tidak punya hak, pergilah kalian kepada
Nabi Musa karena dia adalah kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh
Allah). mereka mendatangi Nabi Musa, nabi Musa berkata,” Aku tidak punya hak,
pergilah kalian kepada Nabi Isa karena dia adalah ruhullah dan kalimatNya,”
Mereka mendatangi Nabi Isa, nabi Isa berkata,” Aku tidak punya hak, pergilah
kalian kepada Nabi Muhammad.” Maka mereka mendatangiku, maka aku katakan, “Ya
aku punya hak, maka aku minta idzin kepada rabbku, maka Dia memberiku idzin ….”.
KEENAM: NABI ISA
HADIR DI AKHIR ZAMAN
Salah satu dari sosok pribadi yang
agung di dalam umat ini adalah seorang Nabi dari para Ulul-‘Azm, Al-Masih ‘Isa
putera Maryam a.s. Kelak pada waktu beliau turun, akan menjadi seorang anggota
dari umat ini dalam keadaan tetap sebagai Nabi. Apabila Nabi ‘Isa a.s. sudah turun
(kembali ke tengah kehidupan manusia) beliau akan berpegang pada syariat Nabi
kita Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Karena itu Nabi
‘Isa a.s. kelak akan salat berjamaah dengan kaum Muslimin. Demikianlah menurut
sebuah hadits di dalam Ash-Shahihain (Bukhari/Muslim) yang dituturkan
oleh Abu Hurairah R.A :
Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa salam bertanya (kepada para sahabatnya):
كيف انتم اذا نزل ابن مريم فيكم وامامكم منكم – وفي صحيح مسلم : كيف بكم
اذا نزل ابن مريم فيقال صل بنا . فيقول : لا . ان بعضكم على بعض امراء تكرمة لهذه
الأمة . وفي مسند أحمد : فإذا بعيسى فيقال : تقدم فيقول ليتقدم امامكم فليصل بكم
“Bagaimanakah (pendapat) kalian jika
Imam putera Maryam turun dan berada di tengah kalian, (sedangkan) kalian
seorang dari kalian sendiri?” Dalam Shahih Muslim, “Bagaimana (perasaan) kalian
jika putera Maryam turun, lalu kepadanya diminta, ‘Imamilah salat kami’, tetapi
ia menjawab, ‘Tidak, karena kalian satu sama lain adalah penguasa (umara’).
Itu adalah penghormatan-(ku) kepada umat ini.” Di dalam Musnad Ahmad bin Hanbal
disebut, “Tiba-tiba turunlah ‘Isa, lalu kepadanya diminta, ‘Silakan maju’,
tetapi ia menjawab, ‘Maju sajalah Imam kalian lalu mengimami salat kalian.’”
Kesimpulannya adalah banyak
diberitakan hadits-hadits yang menuturkan bahwa ‘Isa a.s. salat sebagai ma’mum
pada hari turunnya khalifah umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa salam Meskipun beliau a.s. merupakan salah seorang dari umat ini
dan salah seorang pengikut Nabinya umat ini (Muhammad Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa salam), namun ‘Isa a.s. adalah seorang Rasul dan Nabi
yang mulia. Tidak seperti yang disangka oleh sementara orang yang berpendapat,
bahwa beliau a.s. akan datang sebagai salah seorang dari umat ini tanpa
predikat kenabian dan kerasulan. Yang berpendapat demikian itu tidak mengerti,
bahwa dua predikat itu tidak hilang karena kematian. Apalagi kalau datang dalam
keadaan hidup! Di dalam Ash-Shahihain (Bukhari dan Muslim) terdapat sebuah
hadits yang menyatakan sebagai berikut, “Tak lama lagi akan datang di tengah
kalian putera Maryam sebagai hakam (arbitrator, wasit, penengah) yang adil. Ia
akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan pajak.” Hadits
tersebut menambah jelas hadits lainnya yang dituturkan oleh Ab-dullah bin
Mighfal, yaitu, “Kelak Isa putera Maryam akan turun untuk membenarkan Muhammad
(Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam) dan agama beliau Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.[4]
Di antara para Rasul tidak ada
seorang Rasul yang diikuti oleh Rasul lainnya dan mau mengamalkan syariat Rasul
yang diikuti itu atau mau meninggalkan syariatnya sendiri. Hanya junjungan kita
sajalah, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang
syariatnya kelak akan diikuti oleh para Nabi. Sebab beliau Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa salam adalah nabinya para Nabi.
KETUJUH: DITURUNKANNYA
LAILATUL QADAR
Tidak ada malam yang paling mulia
kecuali malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan. Dimana malam inilah Jibril
diturunkan oleh Allah ke muka bumi untuk menyaksikan langsung serta bedoa bagi
umat Muhammad yang beribadah didalamnya. Tidak ada pada umat lain diturunkan
malam ini kecuali untuk Umat Muhammad.
Allah SWT berfirman dalam surat
Al-Qadar :
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al Quran) pada malam kemuliaan.
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai
terbit fajar.
KEDELAPAN: DIBERIKAN
KITAB SUCI AL-QUR’AN
Sebegaimana diketahui, tidak ada
kitab yang dipenuhi sisi mukjizatnya melainkan Al-Qur’an. Mukjizat yang Allah
tanamkan didalamnya bukan hanya terletak pada maknanya saja namun di setiap
lafadz ayatnya juga terdapat sisi ilmu pengetahuan yang tersembunyi. Kita suci
ini hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad dan semua umatnya bukan pada nabi
lainnya. Berbeda pada umat terdahulu, jika
kitab suci mereka hanya bertahan puluhan tahun saja maka Al-Qur’an tidaklah
demikian, ia terus ada dan dikembangkan secara besar-besaran oleh Umat Muhammad
hingga akhir zaman kelak.
Selain itu, dari Al-Qur’an inilah
menjadi satu-satunya naskah asli yang tidak bercampur ataupun berubah sejak
masa awalnya. Inilah kitab paling tertua didunia, usia maknanya sudah berumur
hampir 1400-an tahun. Maka oleh karenanya, saat dimana Nabi
Isa turun maka isi dakwah yang beliau bawa bukanlah risalah kenabiaan ataupun kitabnya,
namun Nabi Isa akan membawa Risalah Nabi Muhammad dan kitabnya, Al-Qur’an. Al-Qur’an khususu diturunkan oleh
Allah untuk baginda Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat
An-Nisa : 105
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat.”
Inilah
8 Kelebihan Umat Nabi Muhammad SAW dari Umat lainnya. Semoga kita menjadi umat terbaik dan selalu baik bagi baginda kita semua.
Simak Videonya dibawah ini :
Channel :
Sumber : Tgk. Habibie M. Waly S.TH
[1]
Maksudnya
adalah lebihkan batas wudhu pada muka dan kaki, yaitu dengan cara basuh wajah
pada semua wajah lalu lebihkan hingga ke leher dan jenggot kemudian untuk kaki
lebihkan basuh kaki hingga kepada betis.
[2]
Shahih: HR. al-Bukhâri (no. 7501), dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
[3]
Shahih: HR. Muslim (no. 129 [205]), dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu.
Inilah 8 Kelebihan Umat Muhammad Dari Umat Nabi Lain
Reviewed by Unknown
on
9:53 PM
Rating:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRhf6sNGkXFyRksYT6vX8Qdj6Lufig5cxg32bGbQ-BOF5kRZg-ZqgPteYOUkgCazIrCgIxKR7wJccAKrjurQ7QDVzF7C6vPl5Jowp8wFnQu5T6ycabbFBLiLrrtPLznpNPN2msYtnrdA/s72-c/mana+unggul.jpg)
No comments: