Top Ad unit 728 × 90

News

random

Keberanian Sahabat Abdullah Bin Mas'ud di Mata Rasulullah


Al-Waliyah | Siapakah Abdullah Bin Mas’ud ? apakah Abdullah Bin Mas’ud termasuk sahabat Rasulullah, atau dia sebagai kaum jahiliyah yang ingin menghancurkan islam, simak artikel singkat kisah Abdullah Bin Mas’ud.


Abdullah Bin Mas’ud adalah seorang pemuda Quraisy yang sangat miskin. Pekerjaannya sehari-harinay adalah menggemabala kambing milik seorang saudagar kaya. Dia adalah seorang pemuda yang sangat jujur dana amanat terhadap apa-apa yang dipercayakan kepadanya.
Pada suatu hari, ketika Abdullah Bin Mas’ud sedang menggembalakan kambing disebuah padang rumput yang sangat luas, datanglah dihapannya dua orang musafir yang sangat kelelahan. Salah seorang musafir itu meminta susu kambing yang digembalakannya. “Maafkan Aku, Tuan ! kambing-kambing itu bukan milikku !” jawabnya Abdullah dengan Tegas. Saat mendengar jawaban dari Abdullah Bin Mas’ud, tanpa diduga kedua musafir tersebut malah tersenyum. Orang yang sangat kehausan itu tak lain adalah Abu bakar dan Rasulullah. Mereka berdua begitu terpesona dengan kejujuran pemuda itu.

Sebaliknya, Abdullah Bin Mas’ud, yang sejenak awal kenabian Muhammad, sudah sangat simpati kepadanya merasa sangat tersanjung karena tempatnay menggembala didatangi Rasulullah kendati tak bisa menolongnya. Baru kali itu, dia berkesempatan langsung melihat sang Nabi Allah itu. Dia sungguh terpukau dengan akhlaknya. Wajahnya selalu dihiasi dengan sebuah senyuman yang mekar. Tutur katanya sangat lembut dan menyejukkan. Sejak saat itulah Abdullah Bin Mas’ud mulai tertarik kepada kedua orang itu. Baginya, Rasulullah adalah mata air ilmu yang sangat jernih. Jika selalu berdekatan dengan Rasulullah, itu bisa membuatnya tenteram.

Maka, dia berjanji, kelak dia akan menimba ilmu dari manusia mulia itu, Rasulullah SAW. Waktu telah berlalu sejak peristiwa itu, dan sekrang Abdullah Bin Mas’ud telah menjelma menjadi sosok pemuda yang gagah dan berbadan tegap. Dia adalah pribadi yang tekun dalam menimba ilmu, karena selalu berada di sisi Rasulullah. Kemanapun beliau pergi, disana pasti ada Abdullah Bin Mas’ud.
Belajar dari sumbernya langsung menjadikan sosok Abdullah Bin Mas’ud sangat paham tentang ilmu Al-Qur’an. Bahkan, disebutkan bahwa tidak ada seorang pun yang lebih paham tentang makna suatu ayat maupun sebab-sebab diturunkannya Al-Qur’an melebihi Abdullah Ibnu Mas’ud. Tak hana itu, sosok yang sering dipanggil Ibnu Mas’ud itu juga sangat kuat hafalannya. Dia dapat melantunkan kalimat-kalimat suci itu dengan sangat indah sekali.

Bagi Ibnu Mas’ud, Al-Qur’an bukan hanya sebuah kalimat biasa. Tetapi lebih dari itu, Al-Qur’an adalah kalam suci yang dapat membuat jiwa menjadi tenang. Maka, lelaki cerdas itu senantiasa membacanya dimanapun dia berada. Kendatipun kalimat-kalimat suci itu belum pernah didengarkan didepan khalayak umum. Al-Qur’an itu hanya dibaca dikalangan terbatas, yakni para sahabat dan juga kaum muslimin yang pada waktu itu jumlahnya masih sangat sedikit. Oleh karena itu, didepan para sahabat lain, Ibnu Mas’ud meminta izin agar dia diperkenankan untuk membacanya didepan Umum.
“ Demi Allah, sungguh ayat-ayat di dalam Al-Qur’an itu sangat Mulia.” Kata Ibnu Mas’ud, “ dan sangat disayangkan kalau hanya kita sajalah yang menikmati keagungannya!” kata Ibnu Mas’ud kembali. “ Lalu, apa yang bakal kau lakukan, wahai Ibnu Mas’ud?” seraya para sahabat menjawab, “aku ingin memperdengarkannya didepan Ka’bah agar semua orang bisa mendengarkan kalam suci ini, mungkin saja mereka sangat tertarik dan masuk Islam!” Jawab Ibnu Mas’ud.
“ Tujuanmu sungguh Mulia, sahabat. Tetapi ketahuilah, orang-orang Quraisy adalah orang yang bebal dan sulit menerima kebenaran.” Jawab para sahabat. “akan Kucoba!” Tegas kembali Ibnu Mas’ud. Karena mendengar tekad Ibnu Mas’ud yang tergolong nekad itu, maka para sahabat sungguh khawatir. Apalagi, pemuda itu tidak mempunyai keluarga. Kalau terjadi sesuatu hal padanya, pasti tidak ada orang yang bisa menolongnya. Salah seorang sahabat menyarankan agar Ibnu Mas’ud mengurungkan Niatnya itu.

“ Demi Allah, aku akan tetap membacakan ayat-ayat Al-Qur’an ini kepada Mereka!” berkata Ibnu Mas’ud. “ Wahai saudaraku, dengarkan saranku” kata seorang sahabat yang lain, “Idemu sangatlah bagus, tapi alangkah baiknya kalau yang melaksanakan itu adalah salah satu diantara kami, Bukan kamu! Karena, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diingkan, maka ada saudara yang menolong kami.” Tegas kembali seorang sahabat yang lainnya. “Wahai kawan, Cukuplah bila Allah menjadi pelindungku!” menjawab Ibnu Mas’ud dengan Mantap. Melihat kesungguhan di wajah Ibnu Mas’ud maka para sahabat pun tidak mempunyai alasan lain untuk mencegah niatnya itu.
Sesuai dengan Ibnu Mas’ud yang janjikan, menjelang Dhuha, dia pergi menuju Ka’bah. Dia tahu saat jam-jam begini adalah saat berkumpulnya orang kafir Quraisy di Ka’bah. Mereka biasanya melakukan pemujaan sebelum melakukan aktivitasnya. Maka, dengan penuh keyakinan, dia berdiri diatas makam Ibrahim. Dengan suara yang sangat keras, dibacanya beberapa ayat Al-Qur’an. Saat itu, dia membaca Surat Ar-Rahman. Suaranya yang lantang segera menyita perhatian orang-orang yang mendengarnya. Mereka seperti tersihir akan keindahan lantunan ayat suci itu. “Syair siapa yang dibaca Ibnu Mas’ud itu ?” mereka saling bertanya satu sama lain tentang syair yang dibaca oleh Ibnu Mas’ud. Sebab, tidak biasanya orang membacakan syair buatan orang lain. Ibnu Mas’ud adalah seorang pemuda biasa yang tidak pernah belajar sastra. Karenanya, sangat tidak mungkin jika dia bisa membuat syair yang begitu indah.

Tetapi, pertanyaan-pertanyaan itu hanya berlangsung sebentar saja. Tak lama berselang, mereka sadar bahwa yang dibaca Ibnu Mas’ud barusan bukan syair, melainkan ayat Al-Qur’an yang diajarkan Muhammad kepadanya. Maka dengan sangat marah orang Quraisy berkata “ Kurang Ajar dia ! kita telah dipaksa mendengarkan ayat ajaran Muhammad!” kata salah seorang dari mereka. Karena itu, dia segera menghasut yang lain untuk berbuat sesuatu kepada Ibnu Mas’ud. Mereka segera berdiri dan berjalan ke arah orang yang dengan lantang berani membacakan ayat Al-Qur’an barusan.
Serentak mereka melayangkan Bogem mentah ke tubuh Ibnu Mas’ud. Dalam sekejap, sahabat Rasulullah Itu telah menjadi bulan-bulanan kafir Quraisy. Dia dipukul, di tendang, dan dihantam seluruh tubuhnay, bahkan mukanya hingga tak berbentuk. Namun, lelaki pemberani itu tidak berhenti membacanya. Dia terus membaca samapai surat Ar-Rahman hingga selesai.
Setelah selesai, Ibnu Mas’ud segera pulang dengan terhuyung-huyung. Hampir seluruh tubuhnya berdarah. Melihat kondisinya yang sangat parah, para sahabat segera membopongnya. Mereka menolongnya sebisa mungkin.

Diluar dugaan, Ibnu Mas’ud malah tersenyum. “Aku tidak apa-apa, kawan ! sungguh demi Allah, itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Bahkan, jika kalian kehendaki, sungguh aku akan membacakan lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang lain dihadapan mereka.” Berkata Ibnu Mas’ud. Itulah keadaan Ibnu mas’ud, keinginannya untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di hadapan para kafir Quraisy telah terlaksana. Meski untuk itu dia harus membayar mahal dengan luka-luka yang dideritanya. Semoga kita bisa mengambil dan meneladani keberaniannya dalam berdakwah.

Sumber :
Karakteristik Peri Hidup 60 Sahabat Rasulullah
( Khalid Muhammad)

Keberanian Sahabat Abdullah Bin Mas'ud di Mata Rasulullah Reviewed by Unknown on 9:55 PM Rating: 5

No comments:

© 2018, Al Waliyah. All right reserved.
Powered By Blogger, Touched by Iqbal Mauludy

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.