Top Ad unit 728 × 90

News

random

Kisah Syahid Perempuan Pertama, Nusaibah Binti Ka'ab.


Al-Waliyah | Islam memberikan kedudukan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Begitu juga dalam hal berjihad untuk membela agama Allah ini. Ketika kaum laki-laki akan kemedan jihad, maka kaum wanita juga dibolehkan turut serta, tentu saja bagiannya berbeda. Dalam hal ini, kaum wanita menjadi bagian logistik atau medis. Walaupun demikian, pahala mereka sama dengan kaum laki-laki yang terjun ke garda depan.


Tetapi, diantara kaum wanita itu ada seorang yang keluar dari bagian logistik. Wanita itu tidak mau kalau hanya berjuang dibarisan belakang. Dia yang sangat mencintai Rasulullah ingin selalu dekat dengan orang yang dicintainya itu. Begitu juga ketika perang tengah berlangsung. Wanita itu bernama Nusaibah Binti Ka’ab, dialah wanita pemberani diantara kaum muslimah. Disetiap peperangan dimasa Rasulullah, dia beserta keluarganya-Suaminya dan Anak-anaknya-Selalu turut digarda depan.

Kiprahnya berawal ketika perang UHUD. Saat itu, dia meminta izin kepada Rasulullah untuk turut berjihad digarda depan. Tetapi, Rasulullah menolaknya. Beliau hanya mengizinkan semua kaum wanita di barisan belakang sebagai tim pembekalan ataupun tim kesehatan, yaitu merawat tentara yang terluka. “ Sesungguhnya, merawat tentara yang terluka pahalanya sama dengan mereka terlibat langsung dalam peperangan !” Kata Rasulullah kepada Nusaibah. Maka dengan penuh kesungguhan Nusaibah melaksanakan perintah Rasulullah itu sebaik-baiknya. Tetapi, situasi berubah ketika pasukan kaum muslimin tercerai-berai. Ihwal kacaunya situasi itu dipicu oleh pasukan pemanah yang ditempatkan pada lereng-lereng bukit. Pasukan pemanah yang melihat kaum kafir berbalik mundur dan meninggalkan harta rampasan perang yang melimpah menjadi goyah. Mereka lupa akan nasehat Rasulullah supaya tetap bertahan diatas bukit apapun yang terjadi. Tentara muslimin tidak tahu kalau mundurnya tentara kaum kafir itu hanyalah bagian dari strategi perang untuk menjebak pasukan kaum muslimin.

Sementara itu, kaum kafir yang melihat pertahanan utama kaum muslimin jebol, segera mereka berbalik. Ketika kaum muslimin saling berebut harta rampasan perang, saat itulah kaum kafir menyerang balik dengan mendadak. Melihat serangan mendadak itu, tentara muslimin sangat kaget. Segala upaya dilakukan untuk membendung perlawanan dari kaum kafir. Tetapi, gempuran serangan yang datang dari kaum kafir bagai air bah yang membuat tentara muslimin kewalahan. Disaat genting itulah, Nusaibah tampil sebagai pejuang yang tangguh. Ketika dilihatnya pasukan kafir semakin merangsek mendekati Rasulullah, saat itulah dia langsung maju sambil menghunus pedangnya. Diayunkan pedangnya kekanan dan kekiri. Beberapa tentara kaum kafir berhasil dirobohkannya.

Begitu juga, ketika kaum kafir semakin menekan pasukan pengawal Rasulullah, Nusaibah merelakan dirinya menjadi tameng hidup beliau. Sungguh dia tidak akan rela pasukan kaum kafir itu melukai orang yang sangat dicintainnya itu. Nusaibah segera berdiri melindungi Rasulullah Saw. Sambil terus mengayunkan pedangnya. Beberapa tebasan pedang dia terima. Sejarah mencatat bahwa dia pulang dari perang Uhud dengan dua belas luka di sekujur tubuhnya. Tetapi, banyaknya luka disekujur tubuhnya itu tidak membuatnya sampai meninggal dunia.

Perang Uhud telah menorehkan luka yang mendalam dihati para kaum muslimin. Meski jumlah mereka banyak, tapi karena ketaatan mereka kepada Rasulullah sebagai panglima perang kaum muslimin dilanggar, akibatnya sungguh menyesakkan. Karena saat itu kaum muslimin kalah telak. Rupanya itulah peringatan dari ALLAH SWT.

Setelah kiprahnya di dalam perang Uhud itu, Nusaibah selalu mengikuti setiap peperangan di zaman Rasulullah. Bahkan, ketika Rasulullah telah wafat, dia tetap berada dibarisan terdepan. Meski usia telah menggerogiti dirinya, tapi dia tetap tegak dijalan jihad yang diyakininya. Satu yang menjadi cita-citanya adalah memperoleh rezeki menjadi Syahidah. Peperangan terakhir yang diikutinya yaitu perang YAMAMAH. Perang itu terjadi dizaman Khalifah Abu Bakar. Saat itu, kaum muslimin menghadapi pasukan Musailamah Al-Khadab, sang nabi Palsu. Dengan penh keberanian, dia berada digaris terdepan sampai salah satu tangannya tertebas pedang musuh. Rupanya itulah jalan menuju cita-cita yang telah lama diidam-idamkannya, yaitu syahid di jalan Allah.

Saat ini, Nusaibah telah tiada. Tetapi, sungguh ruh keberaniannya akan tetap menyala disetiap dada kaum muslimin, khususnay kaum muslimah. Dia yang notabene adalah seorang perempuan, tapi kehebatannya dimedan jihad melebihi kaum lelaki.
Sumber :
Karakteristik Peri Hidup 60 Sahabat Rasulullah
( Khalid Muhammad)

Kisah Syahid Perempuan Pertama, Nusaibah Binti Ka'ab. Reviewed by Unknown on 9:51 PM Rating: 5

No comments:

© 2018, Al Waliyah. All right reserved.
Powered By Blogger, Touched by Iqbal Mauludy

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.