Top Ad unit 728 × 90

News

random

Berikut 4 Makhluk Allah Yang Tidak Akan Pernah Kenyang

alwaliyah | Pernahkah anda tahu bahwa di dalam dunia ini terdapat 4 kelompok makhluk Allah yang mereka tidak akan pernah puas terhadap sesuatu. Ketidak puasan ini akan terus ada selama alam ini pun masih ada. Setiap sesuatu hal itu diberikan mereka tetap tidak akan pernah merasa puas dan tidak akan pernah henti-hentinya terhadap apa yang ingin mereka dapatkan. Setiap kali sesuatu hal itu didapat maka setiap kali jugalah sifat keinginan itu semakin tumbuh. Kesimpulannya 4 makhluk ini tidak akan pernah puas terhadap apa yang telah diberikan dan selalu ingin terus untuk menambah lagi terhadap apa yang telah diberikan. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah 4 makhluk Allah ini ?.


Rasulullah dalam hadistnya pernah bersabda :  

اَرْبَعٌ لَا يَشْبَعْنَ مِنْ اَرْبَعٍ : اَرْضٌ مِنْ مَطَرٍ وَاُنْثَى مِنْ ذَكَرٍ وَعَيْنٌ مِنْ نَظَرِ وَعَالِمٌ مِنْ عِلْمٍ (رواه الحاكم)
“Ada 4 perkara yang tidak akan pernah kenyang terhadap 4 perkara : (1) Bumi dari air hujan, (2) kaum perempuan dari laki-laki, (3) mata dari pandangan, (4) Orang alim terhadap ilmu.

Pertama : Bumi dan Air Hujan.

Kita telah mengetahui bahwa sejak terciptanya bumi ini pertama kali maka hujan dan tanah bumi selalu memiliki peran yang saling berhubungan. Bahkan sebelum datangnya khalifah Adam A.S maka air hujan terus turun sejak proses bumi terbentuk lalu kemudian diserap oleh tanah bumi sebagai tempat wadah dari air hujan tersebut hingga nanti mengalami sirkulasi penting lainnya bagi kebutuhan manusia. Proses ini sudah dimulai dari sebelum Adam A.S diturunkan hingga nanti saat kiamat terjadi. Oleh karenanya, bumi terhadap air hujan adalah dua makhluk Allah yang selalu terus memiliki keterhubungan keduanya. Tanpa bumi maka air hujan akan menjadi hampa berdiri diatas tanah, demikian jugalah bumi tanpa air hujan maka segala makhluk hidup pasti tidak akan pernah ada.

Inilah makhluk pertama yang tidak akan pernah kenyang selama-lamanya, antara keduanya tetap akan saling membutuhkan dan tetap akan terus saling membutuhkan hingga akhir dunia ini mati nanti. Al-Qur’an menyebut dua keterhubungan ini sebanyak 17 kali baik penggunaan lafadzhnya secara jelas maupun secara maknawi, sebagian diantaranya adalah :

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir. (Yunus : 24)

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَسُوقُ الْمَاءَ إِلَى الْأَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ أَنْعَامُهُمْ وَأَنفُسُهُمْ ۖ أَفَلَا يُبْصِرُونَ ﴿٢٧﴾ وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا الْفَتْحُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿٢٨﴾ قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنفَعُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِيمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ ﴿٢٩﴾ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانتَظِرْ إِنَّهُم مُّنتَظِرُونَ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (as-Sajadah : 27)


Kedua : Perempuan dari laki-laki

Perempuan dan laki-laki sudah menjadi kuadrat dua golongan makhluk yang diutus oleh Allah untuk menjadi kahlifah dimuka bumi ini. Dua makhluk inilah yang menjadi dasar utamanya dimana bumi, langit, bintang, surga, neraka, dan agama diciptakan oleh Allah. Sama seperti bumi dan air hujan pada pembahasa sebelumnya, bahwa antara perempuan dan laki-laki juga semakna dengan itu, bahwa laki-laki dan perempuan tidak akan pernah dipisahkan keduanya. Tanpa laki-laki maka kehadiran perempuan tidak akan pernah ada demikian juga halnya laki-laki, jika tidak ada perempuan maka laki-laki tidak akan pernah terlahirkan. Namun sepertimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah SAW diatas, bahwa kedua makhluk ini tidak akan pernah merasa puas terhadap sesuatu yang diinginkan. Keduanya akan terus saling membutuhkan tanpa ada kepuasan dari apa yang mereka ingini, baikkah itu hawa nafsu, sifat saling mencintai, sifat saling merindukan, saling menyayangi dan sifat saling memiliki antara keduanya akan terus ada dan tetap akan ada hingga akhir zaman nanti.
Allah dalam al-Qur’an menyebutkan dua makhluk ini secara bersamaan dalam satu ayat sebanyak 8 kali. Sebahagian diantarany adalah :

إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا
“Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah)” (An-Nisa : 98)

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّـهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّـهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nisa : 32)


Ketiga : Mata dari Pandangan

Mata dan pandangan tidak dapat dipisahkan, karena sesungguhnya memang mata fungsinya adalah untuk melihat. Oleh karenanya fungsi melihat pada mata adalah salah satu faktor dimana mata terhadap apa yang dilihatnya tidak akan pernah bosan untuk terus melihat dan akan terus melihat terhadap apa yang ia lihat. Pandangan yang dilihat oleh mata tergantung pada mata yang menjadi arahnya, namun perlu diketahui bahwa mata terhadap pemandangannya tidak akan pernah puas dan berhenti untuk terus melihat. Demikianlah pada mata yang kita miliki, ada satu pemandangan yang mungkin mata merasa indah untuk melihatnya namun keindahan ini tidak akan berhenti hanya pada satu kali atau dua kali saja namun mata memiliki sifat melihat sedangkan melihat adalah satu-satunya pintu utama bagi pengetahuan manusia dalam melihat alam. Maka oleh karenanya pandangan atau sifat melihat jika tanpa mata maka ibarat seoarang yang buta pada matanya, demikian jugalah sebaliknya jika pandangan tercipta tanpa dilihat maka pandangan adalah gelap dan tidak akan pernah ada.

Keempat : Orang Alim dari Ilmunya

Imam Syafi’i adalah seorang yang alim akan ilmunya, ia memiliki kekuatan hafalan yang sangat luar biasa. Sehingga dari kealiman beliau inilah beliau menjadi salah seorang dari imam Mujtahid islam yang banyak mengeluarkan hukum-hukum islam dari galian sistem al-Qur’an dan hadist. Dalam hal ilmu beliau pernah berkata :

“Setiap bertambah ilmuku, maka semakin bertambah aku tahu akan kebodohanku.”

Demikianlah yang terjadi pada semua orang alim di dunia ini. Mereka tidak akan pernah puas terhadap ilmunya, semakin belajar dan menuntut ilmu maka semakin nikmat dalam haluan ilmu pengetahuan yang mereka cari. Itulah sebabnya mengapa para ulama terkadang tak sadarkan diri terhadap kebutuhan hidup sehari-hari mereka karena selalu sibuk dengan ilmu. Bahkan seperti Imam Nawawi yang lupa terhap ibadah munakahatnya bagi kelangsungan pada hidup dirinya. Demikian jugalan mereka para ulama lainnya yang tidak merasa puas terhadap kenikmatan ilmu yang terus dicari dan akan terus mencari. Semakin kuat pencarian mereka terhadap ilmu maka semakin nikmatnya kelezatan ilmu yang diterimanya, keadaan ini akan terus terjadi hingga hari kiamat.

Tidak hanya itu, bagi ilmuan non ulama jugalah demikian, bahwa memang pada faktanya ilmu adalah pemberi jalan bagi siapa yang mencarinya. Banyak orang yang rela mempertaruhkan nyawanya demi untuk ilmu pengetahuan. Apakah itu para ulama atau mereka para penggali ilmu pengetahuan umum. Oleh karenanya, ilmu tanpa orang yang mencari ilmu adalah mustahil. Jika ilmu berdiri sendiri tanpa ada yang menggali atau yang mencarinya maka ilmu itu sesungguhnya tidak akan ada manfaatnya. Demikian sebaliknya, jikalah ada orang yang mencari ilmu namun ilmu tiada maka tidaklah mereka disebut sebagai orang yang berilmu, karena sesungguhnya penyebutan orang berilmu karena ada ilmu dalam dirinya.

Dalam Al-Qur’an makna ilmu sangatlah banyak disinggung oleh Allah SWT, diantaranya adalah Allah akan menaikkan derajat dan kedudukan mereka menjadi orang mulia jika ia mau meninggikan ilmu pengetahuan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّـهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Mujadalah : 11)

Inilah 4 makhluk Allah SWT yang tidak akan pernah kenyang terhadap sesuatu, semoga kita selalu dirahmati oleh Allah dan diberkahi tiap sesuatu yang kita sukai. Semoga kajian ini bermanfaat.

Sumber : 
Tgk. Habibie M. Waly S.TH


 Lihat videonya dibawah ini : 

Berikut 4 Makhluk Allah Yang Tidak Akan Pernah Kenyang Reviewed by Unknown on 6:25 PM Rating: 5

No comments:

© 2018, Al Waliyah. All right reserved.
Powered By Blogger, Touched by Iqbal Mauludy

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.