Inilah 3 Cara Cepat Untuk Mengenal Allah SWT
alwaliyah | Untuk mengenal Allah lebih mendalam perlu ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi bagi setiap muslim laki-laki atau perempuan. Hal ini adalah untuk menjaga kemurnian tauhid kepada Allah. Sehingga saat mengimankan diri kepada keesaan Allah tidaklah mengalami kerusakan jalan aau sesat didalam menerapkan metode-metode salah yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dipersiapkan sejak awal sebelum beranjak untuk mengenal makrifat kepada-Nya, agar iman tauhidnya semakin mantap dan sesuai dengan arahan tuntunan syariat yang benar, tanpa dikuasai oleh hawa nafsu dan hegemoni dari berbagai macam pihak. Adapun ketentuan-ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Yakin tidak ada Unsur keraguan didalam dirinya
2. Muafaqah pada Haq
3. Harus adanya Dalil
jadi apabila kita sudah memenuhi syarat diatas ini insyaallah maka kita akan mengenal dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. jadi yang ingin saya bahas kali ini didalam syarat-syarat mengenal Allah adalah "Yakin tidak ada unsur Keraguan didalam Hatinya".
Mengenal Allah wajiblah dengan yakin baik meyakini kepada dzat-Nya, af‟al-Nya dan sifat-sifat-Nya. Sifat yakin ini wajib dimiliki bagi setiap diri seorang muslim, baik yang telah dewasa ataupun yang baligh. Bukan hanya pada dzat Allah saja yang harus diyakini, bahkan segala ketentuan-Nya, qadha, qadar, hukum- hukum-Nya, segala berita-berita yang ghaib dan apapun yang berasal dari Allah harus juga diyakini. Jika salah satu dari hukum Allah tidak diyakini maka ia tidak mempunyai iman dan dapat tergolong kafir. Oleh karena itu bentuk apapun yang berasal dari Allah SWT pada setiap muslim yang baligh haruslah yakin dengan seyakin yakinnya, tidak boleh ada didalam keraguan, waham, ataupun Dhan, akan tetapi haruslah dengan haqqul yakin, tiada sedikitpun keraguan didalamnya. Maka inilah yang dimaksud dengan syarat pertama untuk mengenal Allah SWT, yaitu “Harus dengan Yakin”. Salah satu contoh orang-orang yang beriman kepada Allah, termasuk hal-hal yang ghaib didalmnya adalah sebagai berikut :
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ, الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (Al-Baqarah : 2-3)
Adapun definisi Yakin, Waham, Dhan dan Syak telah disebutkan dalam beberapa riwayat kitab dalam beberapa definisi ilmu. Mengenai empat istilah tersebut berikut penjelasannya :
1. Yakin :
أَلْيَقِينُ لاَ يُزَالُ بِشَّكِ
“Yakin itu tidak dapat terjadinya keraguan”
Dalam kitab Hasyiah Dusuqi disebutkan :
أَلْيَقِينُ هُوَ أَلْاِ عْتِقَادُ اْجَازِمُ الْمُطَابِقُ لِلْوَاقِعِ عَنِ الدَّلِيْلِ
“Yakin ialah Meyakini sebenarnya sesuai dengan dalil yang cocok”
2. Dhan :
Dalam kitab Nufahat „Ala Syarah Waraqat menyebutkan definisi tersebut sebagai berikut :
أَلظَّنُّ هُوَ تَجْوِيْزُ أَمْرَيْنِ أَحَدُ هُمَا أَظْهَرُ مِنَ الْاَخِرِ
“Dhan adalah ragu-ragu pada dua perkara yang salah satu dari dua keraguan itu salah satunya lebih kuat dari yang lain”
أَلْاِدْرَاكُ الرَّاجِحِ لِاَحَدِ الْاَمْرَيْنِ
“Dhan adalah ragu-ragu pada dua perkara yang salah satu dari dua keraguan itu salah satunya lebih kuat dari yang lain”
3. Waham :
أَلْوَهْمُ هُوَ أَلْاِدْرَاكُ الْمَرْجُوْحُ لأَِ حَدِالْاَمْرَيْنِ
“Waham adalah memperdapatkan sesuatu yang sedikit kuat bagi salah satu dua perkara”
Jika makna dhan berada dibawah yakin, yaitu meyakini sesuatu dengan sedikit ragu, maka waham disini berada dibawah dhan, yaitu mempunyai keraguan lebih sedikit besar dari dhan. Bisa dikatakan hampir dekat kepada syak atau keraguan. Dalam Tauhid, anggapan waham disini juga tidak boleh ada pada setiap diri seorang muslim saat ia mengenal Tuhan-Nya. Waham ini persentasenya adalah 68 % memiliki nilai yakin, selebihnya adalah keraguan. Cara mengimani kekuasaan Allah dengan waham juga tidak diperbolehkan, sepertimana juga pada dhan, untuk itu siapapun diantara umat muslim yang meyakini Allah dan segala tentang- Nya dengan waham maka imannya belumlah sah. Untuk itu, sifat waham harus dibuang jauh-jauh.
4. Syak :
السَّكُ هُوَ أَلْاِدْرَكُ الْمُسْتَوِى بَيْنَ الْاَمْرَيْنِ
“Syak adalah Memperdapatkan sesuatu yang sama antara dua perkara”
Syak atau ragu adalah dibawah waham, yaitu seimbang antara yakin dan keraguan. Tidak lebih kepada keyakinan dan juga tidak lebih kepada keraguan. Persentasenysa sama, yaitu 50 % kepada yakin dan 50 % kepada ragu. Maka untuk mengenal Allah dengan keragu- raguan tidaklah dianjurkan, sebabagaimana yang telah diterangkan diatas bahwa untuk mengenal Allah SWT tidak boleh ada unsur keraguan. Seperti sebuah misal alam semesta yang begitu indah dan memiliki banyak bintang-bintang terang disana, lalu seorang hamba berfikir dan kemudian ia berkesimpulan alam semesta ini bisa jadi Allah yang menciptakannya dan bisa jadi tidak. Anggapan syak seperti ini tidak boleh ada pada diri seorang muslim, jika ada demikian maka tidak sah juga imannya. Itulah sebabnya Nabi menyuruh untuk meninggalkan sifat tersebut dalam kondisi apapun, tidak hanya bertauhid kepada Allah, namun dalam beribadah pun dan segala amal lainnya juga harus ditinggalkan, karena pada hakikatnya ia akan merusak amal perbuatan manusia disebabkan keragu-raguan. Beliau bersabda sebaga berikut :
دَعْ مَا يَرِ يْبُكَ أِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ
“Tinggalkanlah apa yang membuat kamu ragu kepada apa yang tidak membuat kamu ragu”
Tentang keraguan ini Allah juga mengecam orang- orang yang mempercayai segala ciptaan-Nya dengan tidak yakin, yaitu keragu-raguan. Didalam Al-Qur‟an sendiri kata ragu dengan menggunakan kalimat كَّ انش terdapat sebanyak 29 ayat. Diantaranya Allah berfirman sebagai berikut :
وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِالْآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ ۗ وَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. dan Tuhanmu Maha memelihara segala sesuatu.” (Shaba : 21).
بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ ۚ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا ۖ بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ
“Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) Malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.” (An- Namal : 66).
فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu- raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.” (Yunus : 94)
Inilah sebahagian keterangan Allah mengenai manusia yang memiliki sifat keragu-raguan dalam memahami segala ketauhidan hakiki kepada-Nya. Sepertimana yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al- Qur‟an bahwa memiliki sifat keraguan-raguan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah tidak diperbolehkan. Demikian halnya terhadap ilmu tauhid, saat menuntut ilmu tersebut jika masih ada unsur syak maka ia termasuk kafir iman.
Dapat diambil kesimpulan bahwa syarat pertama yang wajib ada pada setiap diri seorang muslim untuk mengenal Allah adalah meyakinkan seyakin-yakinnya bahwa segala hal yang datang dari Allah semuanya benar dan berasal dari Allah SWT, jika masih didalamnya terdapat Waham, Dhan, atau Syak maka hukum ia beriman kepada Allah belumlah sah.
Sumber :
"Risalah Tauhid Al-Waliyah"
(Tgk.Habibie M.Waly, S.TH)
(Tgk.Habibie M.Waly, S.TH)
Inilah 3 Cara Cepat Untuk Mengenal Allah SWT
Reviewed by Unknown
on
10:12 PM
Rating:

No comments: