Apa Benar Silsilah Wali Songo Mempunyai Hubungan ke Aceh ?
Alwaliyah
| Tahukah anda dengan julukan Ulama diPulau Jawa dengan Sebutan Waly Songo
(Wali Sembilan) ? pasti saudara mengetahuinya ya. Tapi benarkah mereka Berasal
dari Kepulauan Sumatra bisa disebut Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam ?
anda penasaran ? mari kita simak artikel singkat berikut ini yang sengaja ditulis oleh Penulis.
Pada
masa Sultan Zainal Abidin Bahrain Syah berkuasa kira-kira pada 797 H
(1395 M), sultan dari kerajaan Islam Samudra Pasai itu, telah mengirimkan
serombongan mubaligh Islam di bawah pemimpin Malik Ibrahim, seorang guru besar
dari Perguruan Islam di Pasai, ke pulau Jawa, yakni Gresik (Jawa Timur) dengan
tujuan mengembangkan agama Islam di Jawa. Malik Ibrahim mendirikan perguruan
Tinggi Islam di Gresik dan Ampel. Beliau memulai dakwah pengembangan Islam dan mendidik
para santrinya menempuh sistem pondok
pesantren. Hingga dengan demikian guru besar ini dipandang sebagai Bapak
Pesantren di Jawa dan sekitarnya.
Sunan Giri adalah murid dan menantu Sunan Ngampel
atau Sunan Ampel yang nama kecilnya adlaah Raden Rahmat. Beliau adalah putra
Maulana Malik Ibrahim dari istri beliau yang ibunya keturunan Arab di Campa
(Kamboja). Diperkirakan bahwa beliau baru menetap di Jawa pada tahun 1413 M,
yakni kurang lebih 12 tahun setelah ayahnya wafat, Maulana Malik Ibrahim.
Melihat bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Pasai, maka Sunan Ampel adalah
anak dari istri Maulana Malik Ibrahim pada waktu beliau di Pasai. Jadi sunan
Ampel dilahirkan di Aceh. Dan sebelumnya beliau ke Jawa Timur dan menetap di
Ampel, di kota Surabaya, beliau merantau ke Palembang menemui bupati kerajaan
Majapahit, bupati Arya Damar yang langsung di-Islamkannya. Disamping itu pula
karena ada kaitannya dengan Gresik sebagai salah satu bandar perdagangan yang
amat ramai di bawah kemakmuran kerajaan Majapahit.
Sejak kecil Sunan Ampel telah mewarisi
kepemimpinan dari orang tuanya, Maulana Malik Ibrahim. Setelah ayahnya wafat,
para santri dari ayahandanya ini menyerahkan kepemimpinan pesantren ke Sunan
Ampel dan beliau telah berhasil menyebarkan agama Islam dan menanamkan rasa
simpati terhadap penguasa Majapahit pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,
sehingga nama beliau harum sebagai pecinta ketertiban dan kedamaian.
Sunan Drajat yang bernama Raden Qasim, menurut
riwayat lain adalah putra Sunan Ampel. Abanya Sunan Bonang nama aslinya Maulana
Ibrahim. Sebab Sunan Ampel telah diambil menantu oleh Adipati Tuban (Raja
Tuban), Ario Tejo, dan menjadi suami Nyi Gede Manila atau Dewi Condrowati.
Sunan Qudus yang dikenal dengan nama Raden Amir
Haji dan dinamakan juga dengan Sy. Ja’far Shiddiq adalah menantu Sunan Bonang
dari putri beliau, Dewi Siti Rohil. Karena hubungan Sunan Qudus yang begitu
rapat dengan Sunan Bonang, maka ia diambil menantu olehnya, dan ia murid
pilihan beliau.
Sunan Kalijaga yang bernama Raden Syahid adalah
saudara kandung Nyi Gede Manila, Istri Sunan Ampel. Maka hubungan ipar. Dengan
demikian maka Adipati Wiwatikta atau Tumenggung Ario Tejo, yakni ayah Sunan
Kalijaga, yang menjadi penguasa daerah pantai utara pulau Jawa sebelah timur di
tuban itu, mempunyai anak kandung serta menantu yang keduanya adalah
waliyullah, pertalian keluarga antara Sunan Kalijaga dengan Sunan Ampel lebih
erat lagi karena Sunan Kalijaga beristri Dewi Siti Sarah, saudara kandung Sunan
Guru dan saudara lain ibu dengan Sunan Gunung Jati, ketiganya putra dan putri
dari Maulana Ishak adik Maulana Malik Ibrahim ayah Sunan Ampel.
Sunan Gunung Jati, yang ketika mudanya bernama
Raden Abdul Qadir yang nama lainnya ialah Syarif Hidayatullah, adalah putra
Maulana Ishaq. Dengan demikian maka beliau adalah adik Sunan Giri lain ibu,
yakni putri keturunan Quraisy dari Makkah.
Raden Patah adalah seorang santri Sunan Ampel yang
paling dekat. Ia lahir tahun 1455 M. Beliau adalah putra Sri Ketabumi, Raja
Majapahit terkahir yang memerinta antara tahun 1474-1478 M, saat paling penuh
kemelut yang termashyur di Asia Tenggara ini. Jadi beliau adalah seorang
Pangeran Majapahit. Beliau memakai gelar Al-Fatah Alamsyah Akbar, raja kerajaan
Demak atau Bintoro sebagai suatu kerajaan penerus Majapahit. Beliualah cikal
bakal yang menururunkan raja-raja di Jawa hingga sekarang yang memakai gelar
Sultan atau Sunan. Meskipun tidak masuk dalam walisanga beliau dianggap sebagai
raja muslim saleh yang berjuan untuk kepentingan Islam.
Sunan Muria yang ketika mudanya dikenal dengan
nama Raden Prawoto atau Raden Sa’id bin Raden Syahid, beristri Dewi Siti
Sujinah, kakak dari Sunan Kudus. Karena itu hubungan keluarga antara Sunan
Muria dengan Sunan Kudus adalah saudara ipar. Beliau seorang ahli tasauf dan
beliau didampingi oleh putranya Raden Santri. Para wali dan ulama menganggap
Sunan Muria sebagai sesepuh yang ‘arif dan sangat dihormati.
Itulah walisanga, yang merupakan ikatan keluarga
di antara para wali, yang memperlihatkan kepada kita berapa keberhasilan mereka
membangun generasi anak cucu selaku kader-kader penerus untuk kepentingan Islam
dan masyarakat. Dan dalam asal-usul kelahiran atau pengembangan agama Islam
dalam arti yang luas. Secara langsung ataupun tidak langsung mereka tidak
terlepas dari Aceh.
Sumber :
"Buku Ayah Kami"
(Abuya Prof. Dr. Tgk. H. Muhibbuddin Waly)
(Abuya Prof. Dr. Tgk. H. Muhibbuddin Waly)
Apa Benar Silsilah Wali Songo Mempunyai Hubungan ke Aceh ?
Reviewed by Unknown
on
8:54 PM
Rating:

No comments: