Terjadinya Kemarau, Salah Satu Tanda Kehadiran Imam Mahdi
alwaliyah | Salah satu tanda kiamat adalah akan hadirnya Imam Mahdi di
muka bumi ini. Imam Mahdi adalah salah seorang pemimpin akhir zaman yang telah
lama digambarkan oleh Rasulullah SAW pada 1400 tahun yang lalu. Beliau sering
disebut-sebut oleh baginda nabi sebagai pemimpin masa depan yang akan merubah
sistem pemerintahan bumi yang telah rusak dan penuh dengan kedhaliman ini
menjadi warna pemerintahan yang penuh dengan keadilan, aman dan makmur sentosa.
Kemunculan beliau ditandai dengan beberapa bukti mukjizat
yang telah diberikan oleh Rasulullah dalam setiap hadistnya. Tanda kemunculan
beliau ini sangatlah banyak sekali, Satu diantaranya adalah akan terjadinya
kemarau berturut-turun sebelum kedatangan beliau.
Dan sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah benarkah
mukjizat tanda yang disampaikan oleh Nabi kita tersebut, bahwa akan ada
terjadinya kemarau sebelum datangnya Imam Mahdi ?, jika memang demikian, apakah
terdapat bukti realitas yang diungkapkan oleh Zaman sekarang ? mari kita
buktikan dua korelasi tersebut dalam sebuah riset penilitian.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani,
bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Jika kamu melihat cahaya yang berwarna mereah dari sebelah
timur pada bulan Ramdhan maka simpanlah oleh mu makanan untuk masa satu tahun
karena sesungguhnya tahun setelah itu akan mengalami masa kelaparan.” (Kitab Mukhtarul Al-Hadist An-Nabawi,
Sayid Ahmada Al-Hasyimi, hal. 14).
Dari makna hadist ini dapat dijadikan sebagai bukti dasar
bahwa memang salah satu tanda kemunculan imam mahdi adalah terjadi kemarau
dalam satu tahun. Syeikh Zainal Abidin bin Muhamamd Al-Fathani As-Syafii
menuliskan dalam kitabnya Kafsul Ghaibiyah pada bab “Tanda Imam Mahdi”,
menjelaskan bahwa Imam mahdi tidak akan turun sebelum terjadinya 3 tahun
berturut-turut. Hal ini terjadi ketika bumi telah mengalami kekacauan,
peperangan, permusuhan, dan terjadi kerusakan dimana-mana.
Terdapat banyak hadist dan keterangan para ulama telah
mengungkapkan akan terjadinya peristiwa ini. Ulama yang sependapat dengan
ihawal kemarau sebagai tanda kemunculan imam mahdi salah satunya adalah Syeikh
Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Qaul Mukhtasar fi ‘Alamati Mahdi
Al-Muntadhar. Mengingat keterangan hadist tersebut maka jelaslah
sesungguhnya apa yang telah dikatakan oleh Nabi kita dahulu sebentar lagi
benar-benar akan terjadi. Artinya bahwa Sang Pemimpin Adil, yaitu Imam Al-Mahdi
tidak akan lama lagi kemunculannya di muka bumi ini. Hal tersebut telah
dibuktikan dengan fakta yang baru-baru ini ditemukan oleh Badan Antariksa
Amerika Serikat, NASA mengungkapkan bahwa tahun 2017 termasuk tahun terpanas
ketiga setelah tahun 2016 dan 2015. Pendapat ini didukung oleh Badan Kelautan
dan Atmosfer Nasional (NOAA).
Namun, benarkah demikan jelasnya ?
Dilansir dari laman The Verge, mereka mengatakan bahwa kecenderungan suhu pada Bumi dalam
jangka panjang meningkat 1,1 derajat Celcius dalam tiga tahun terakhir,
beberapa tingkat lebih tinggi dari suhu sebelum terjadinya Revolusi Industri
pada Abad ke-18. Pernyataan NOOA tersebut sedikit berbeda dengan laporan yang
dikeluarkan oleh NASA, yakni rata-rata peningkatan suhu Bumi tercatat meningkat
sebanyak 0,90 derajat Celcius. Meski kedua lembaga sama-sama menyimpulkan satu
hal: Bumi makin panas. Kenaikan suhu Bumi, menurut NASA, berdampak pada terjadinya
beragam anomali cuaca di banyak tempat d penjuru dunia, termasuk paling
terakhir adalah badai bom siklon yang melanda kawasan pantai timur AS.
NASA mengatakan lewat Twitter, tahun 2017 merupakan tahun
terpanas kedua di Bumi, "melanjutkan tren pemanasan ke-17 dari 18 tahun
terpanas dalam satu dekade sejak tahun 2001."
Meski sedikit berbeda, baik NASA maupun NOAA punya kesimpulan
yang sama bahwa tren pemanasan global terus terjadi setelah tahun 2010.
Dalam satu abad terakhir, tercatat kenaikan suhu Bumi
rata-rata lebih dari 1 derajat Celcius. Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh
tidak terkendalinya emisi karbon dioksida dan gas buang lainnya, hasil
aktifitas manusia yang merusak atmosfer. Trend pemanasan global paling terlihat dampaknya di kawasan
Arktik atau Kutub Utara, yang selama satu dasawarsa terakhir kerap dilaporkan
kehilangan cukup banyak volume es setiap tahunnya.
Begitupun juga kawasan Antartika di belahan bumi selatan,
yang meskipiun mengalami pencairan es lebih sedikit, namun tetap dianggap
mengkhawatirkan, khususnya terkait dampaknya pada kenaikan permukaan laut. Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan perairan laut dunia
menerima limpahan air berlebih yang berasal dari mencairnya gletser di lingkar
kutub utara dan selatan Bumi. Dikutip dari Newsweek.com pada Selasa (9/1/2018),
hal ini membuat dasar samudra tenggelam akibat kelebihan beban berat.
Fakta tenggelamnya dasar samudra, oleh beberapa ilmuwan,
mengindikasikan ada kesalahan yang cukup serius tentang kalkulasi kenaikan
tinggi air laut selama ini. Dengan kata lain, dampak buruk yang disebabkan
berisiko lebih besar daripada yang umum diketahui publik. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, dasar samudera
diketahui mengalami penurunan permukaan rata-rata sebesar 0,004 inci per
tahunnya. Ini berarti wilayah laut di Bumi lebih dalam 0,08 inci dibandingkan
dua dekade lalu. Sekilas perubahan tersebut terlihat kecil, namun jika melihat
fakta bahwa 70 persen permukaan Bumi berupa laut, maka masalah yang dihadapi
akan lebih besar dari yang terlihat selama ini.
Sebuah hasil studi
ilmiah yang dirilis secara online oleh Geophysical Research Levels, para
ilmuwan menjelaskan bagaimana mereka menggunakan sebuah persamaan matematika
yang sebagai persamaan elastitistas permukaan laut untuk mengukur dasar samudra
secara lebih akurat. Persamaan tersebut membuat para ilmuwan mampu melihat seberap
besar perubahan yang terjadi di dasar samudera dari tahun 1993 hingga 2014. Menurut laporan LiveScience, meskipun mereka bukanlan yang
pertama kali fokus meneliti dasar lautan, namun inilah pertama kalinya
perhitungan mendetail dilakukan untuk mencari kemungkinan dampak terburuk dari
melelehnya lapisan es terhadap masa depan lantai samudra.
Hasilnya menunjukkan bahwa laut telah banyak berubah, dan
salah satunya tanpa kita sadari berdampak pada tenggelamnya dasar samudra ke
dalam lempeng bumi. Hal ini pun membuat banyak ilmuwan salah persepsi mengenai
tingkat kenaikan permukaan laut, yakni faktanya meningkat 8 persen di abad
ke-21. Studi ini berkesimpulan bahwa untuk memprediksi kenaikan
permukaan laut diperlukan komponen penghitungan risiko tenggelamnya dasar
samudera guna mendapat informasi yang lebih akurat terkait nasib samudera dan
bumi di masa depan.
Dan sekarang, apa yang dapat kita ambilkan dari bukti ilmiah
mereka hari ini dengan apa yang telah dijelaskan oleh Rasulullah pada 1400
tahun yang lalu ?
Pertanyaan lainnya adalah kapankan pastinya sang pemimpin
Mahdi akan turun ? jawabannya tidaklah akan lama lagi. Melihat dari kondisi
bumi saat ini telah rusak dan mengalami kehancuran dalam segala sudutnya telah
menjadi bukti realitas zaman bahwa memang imam mahdi tidaklah akan lama lagi. Sudahkah kita menyiapkan diri ?
Wassalam, semoga artikel ini bermanfaat. Semoga kita selalu dalam rahmat-Nya
Sumber : Tgk. Habibie S.TH dan Berbagai Sumber
Lihat Videonya disini :
Terjadinya Kemarau, Salah Satu Tanda Kehadiran Imam Mahdi
Reviewed by Unknown
on
8:46 AM
Rating:

No comments: