Top Ad unit 728 × 90

News

random

Dimanakah Allah SWT ?

alwaliyah | Pernahkah kita merenung, bahwa dari segala kesulitan hidup yang kita hadapi didunia ini, ada satu hal yang paling sulit untuk dicari jawabannya. Kesulitan itu adalah “Dimanakah Allah SWT ?”. Perlu diketahui ini adalah salah satu bentuk kesulitan kita sebagai umat muslim untuk bisa menjawabnya secara tepat. Dan yang lebih sulit lagi adalah, pertanyaan ini berasal dari mereka yang tidak beriman kepada Allah, yaitu kafir. Bahkan disuatu kejadian, sebahagian kafiriin menuntut jawaban tersebut karena mereka ingin lebih mengenal Tuhan kaum muslimin, jika puas atas jawaban yang diberikan maka mereka berjanji akan masuk kedalam agama rahmatan lil alamin.


Dan sekarang yang mejadi pertanyaan kita adalah, dapatkah kita menjawab pertanyaan tersebut yang berasal dari kafirin?. Karena sesungguhnya jika kita menjawab Allah ada diatas, maka mereka pastilah bertanya, lalu dibawah siapa ?. Jika kita menjawab Allah ada dimana-mana, maka mereka akan menjawab Allah kalian berjumlah banyak. Dan juga jika kita menjawab bahwa Allah sangatlah dekat dekat kita, sepertimana yang telah dijelaskan didalam Al-Qur’an :

"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaaf : 16)

Dari semua jawaban yang kita arahkan kepada mereka sedangkan mereka tidak dapat memahaminya, maka sang penjawab tentu telah berbuat suatu kesalahan besar pada dirinya, karena telah memberi pemahaman tauhid kepada mereka mengenai Keberadan Allah SWT.

Lantas, jawaban apa yang dapat kita berikan ?

Jawabannya adalah pada akal kita. Mengapa menjawab harus memakai akal ? karena sang penanya bertanya menggunakan akal oleh karena itu saat penanya meminta jawaban harus dengan korelasi akal maka si penjawab juga harus demikian. Sekarang bagaimanakah menggunakan akal yang dimaksudkan ?

Pertama : “Jelaskan 4 sisi Hukum ‘Adat”

Menjawab dengan menggunkan 4 hukum ‘adat disini maksudnya adalah menjelaskan 4 hukum realitas alam. Didalam kitab Tauhid, seperti kitab Kifayatul Mubtadiin menjelaskan :

a. Hukum Ada Mengikut Ada. Maksudnya alam ini memiliki realitas hukum yang sifatnya adalah ada dan terus ada. Contoh seperti bumi yang kita huni ini adalah ada dan kedepan sebelum hancurnya bumi masih tetap akan ada.   

b. Hukum Tiada mengikut Ada. Maksudnya alam ini memiliki sifat realitas hukum yang pada awalnya tiada namun menjadi ada. Semua hukum ini berlaku bagi seluruh alam, baik bumi dan alam luar bumi. 

c. Hukum Ada mengikut Tiada. Maksudnya alam ini memiliki realitas hukum mati, artinya ia akan mati dalam setiap kondisi apapun. Contohnya sama seperti bumi diatas, jikalah bumi pada awalnya ia tiada kemudian dia menjadi ada. Maksudnya adalah bumi tercipta dari dasarnya ketiadaan.

d. Hukum Tiada mengikut Tiada, Maksudnya alam ini juga memiliki hukum realitas yaitu sesuatu yang memang pada dasarnya tiada maka akhirnya ia pastilah akan tiada.

Dari keempat hukum ini tidaklah berlaku bagi Allah SWT. Tidaklah mungkin keberadaan Allah ada menjadi ada, tiada menjadi ada, ada menjadi tiada atau tiada menjadi tiada. Tentulah hal ini sangatlah mustahil terjadi pada dirinya, karena ini adalah hukum realitas alam, tidak berlaku bagi Allah SWT yang bukan unsur alam. Jadi, jika si penanya memaksakan untuk menjawab “Dimanakah Allah SWT”, tentu jawabannya Allah tidak ada dimana-mana, Ia ada, dan tidak mungkin diadakan adanya Allah karena sesungguhnya mustahil ia ada dibalik hukum realitas alam sebelumnya. Jika pun Ia masuk kedalam hukum tersebut maka sangatlah mustahil, karena Allah tidak pantas bersatu, menyentuh, ataupun bergabung dengan alam. Selain itu Dzat Allah dengan alam juga sangatlah berbeda. Alam memiliki tempat, ruang, gerak, batasan, panjang, tinggi, besar, kecil, kasar, halus, melempang, meninggi, dan sebagainya, semua keadaan ini tidak ada pada Dzat Allah SWT.

Kedua : Kehadiran Allah ada didalam Bathin Seorang yang beriman”

Maksudnya Allah akan dapat dirasakan didalam hati seorang beriman. Artinya, jika segala alam ini dipandang hanya sebatas pada 4 katagori hukum realitas diatas, maka ia akan mendapatkan suatu hikmah penting didalamnya, yaitu semua alam ini akan binasa dan akan tinggalah sang yang maha pembuat segala-galanya. Al-hasil dari sinilah ia akan merasakan keberadaan Allah SWT.

Lalu apakah Allah bertempat dan dapatkah dilihat secara bathin ? jawabannya tidak. Karena bathin juga masih dalam katagori alam dan juga memiliki 4 fungsi hukum alam. Oleh karenanya Allah dapat dirasakan didalam bathin tapi tidak bisa dirasakan keberadaannya Dzatnya secara bathin. Karena sesungguhnya Allah-lah yang lebih megetahui dimanakah ia berada.

Ketiga : “Menggunakan akal lain”

Ini adalah jawaban ketiga yang tidak ada jawaban lain setelahnya. Jika sipenanya masih belum tidak mau menerima atas jawaban yang telah diberikan, maka si penjawab harus menggunakan akal lain. Berikan satu pertanyaan pada si penanya, “Apakah kamu memiliki nyawa ?, jika ia dimanakah nyawa itu ? coba berikan penjelasan mengenai bentuk, ukuran dan masa yang dimiliki oleh ruh. Atau tanyakanlah kepada si penanya, dimanakah sesungguhnya letak akal ?, bagaimanakah bentuk dan ukuranya ?. Jika pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh nya, maka si penjawab membalas kata : “maka demikian jugalah Allah, yang makhluk buatan darinya saja sepeti akal dan ruh tidak dapat dikihat secara panca indra maka Allah jualah demikian. Ia ada sepertimana pada contoh ruh dan akal tadi, namun pada Dzat Allah tidak tersusun, berbentuk, memiliki masa waktu dan ruang sepertimana pada ruh dan akal dan juga pada makhluk-makhluk yang lainnya. 

Sumber : Tgk. Habibie M. Waly S.TH

Silahkan lihat videonya dibawah ini : 


Dimanakah Allah SWT ? Reviewed by Unknown on 9:06 AM Rating: 5

No comments:

© 2018, Al Waliyah. All right reserved.
Powered By Blogger, Touched by Iqbal Mauludy

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.