Berawal Dari Dendam UMAIR BIN WAHAB , Setan Quraisy Ini Akhirnya Masuk Islam
Al-Waliyah | Kala itu, perang Badar baru saja usai. Pasukan kafir Quraisy kembali ke Makkah dengan muka tertunduk. Dalam Sejarah peperangan, itulah perang yang membuat mereka tak bisa lagi mengangkat muka sebagai kafilah besar. Sebab, dengan pasukan yang begitu besar, mereka telah kalah telak dihadapan muslimin yang hanya berjumlah sedikit.
Peperangan itu telah berakhir, tapi kesedihan diantara kaum kafir Quraisy belum juga hilang. Masih terbayang dalam benak mereka, ayah, paman, kaka maupun anak lelakinya yang mati atau tertawan. Sungguh, itu adalah sebuah kekalahan yang tak akan mereka bayangkan sebelumnya. diantara mereka ada Umair bin Wahab yang kehilangan anaknya karena tertawan. Pada suatiu hari, Umair bercakap-cakap dengan pamannya, Shaffwan bin Umayyah. Shafwan masih memendam benci dan dendam dengan kaum muslimin sebab ayahnya, Umaiyyah bin Khalaf, menemui ajal ditangan kaum muslimin dalam perang Badar. Dan, Jenazahnya masih mendekam disumur tua lembah Badar.
Sementara itu, Umair tak kalah sedihnya. sejak kehilangan anak lelakinya itu, dia selalu murung. Hari demi hari dilalui dengan muka tertunduk. Merasa Nasib, mereka berencana melakukan sesuatu untuk menuntut dendam diantara mereka. "Sungguh, Demi Tuhan aku akan menuntut balas kematian Ayahku!" kata Shafwan geram. "Aku setuju Paman. Apapun akan kulakukan untuk membebaskan anak lelakiku !" kata Umair. "Lalu, apa yang akan kita lakukan?" tambahnya Umair dengan kening yang berkerut. "Kita Harus mengatur strategi supaya rencana kita tidak Bocor. Cukuplah hanya kita berdua yang Tahu!" Kata Shafwan, sambil mengemukakan pendapatnya.
Dia membisikkan sebuah Rencana yang hebat, yaitu salah satu diantara mereka akan labrak Muhammad di Madinah seorang diri dengan penhu keberanian. Memang, cara itu sangat berisiko besar, tapi itu lebih baik daripada hidup dengan menanggung malu. "Lalu, siapakah yang akan berangkat ke madinah nantinya?" Tambah Shafwan lagi. "Kalau saja bukan karena hutang yang belum terbayar, juga keluarga yang menjadi tanggunganku, Sungguh aku akan berangkat ke Madinah mencari Muhammad dan membunuhnya!" Kata Umair.
"Begini Saja !" selang Pamannya. "aku bersumpah demi tuhan akan melunasi utangmu dan juga menjaga keluargamu, kalau kau mau menuntut balas atas sakit hati itu!" Kata Shafwan. "Benarkah itu Paman ?" Shafwan mengangguk memberi Jaminan. "Baiklah kalau begitu, aku berjanji akan menuntut balas atas kematian semua korban Badar!" Kata Umair.
"Terus bagaimana caramu untuk memuluskan rencana kita itu ?" Kata Shafwan. "Paman, aku mempunyai alasan yang kuat untuk hadir dihadapan Muhammad. Aku akan mengatakan bahwa aku datang untuk menebus anakku. setelah sampai didepannya, maka aku akan menebas lehernya!" kata Umair. "Bagus! itu cara yang jitu" jawab Shafwan, "Kalau begitu, Marilah kita jaga rahasia ini untuk kita berdua saja!" kata Umair sambil berlalu dihadapan pamannya. Sang paman pun menyetujui. Sementara itu, Umair langsung pulang mengambil pedangnya dan segera melesat ke Madinah. Dia ingin segera mengobati rasa sakit hati itu.
Sepanjang perjalanan menuju Madinah, yang ada dalam hati Umair hanyalah dendam yang meletup-meletup. Dia berjanji dalam hatinya tak akan pulang sebelum dendamnya, dan juga dendam orang-orang Quraisy, terbalaskan. Dia pun memacu kudanya semakin beringas. Sementara di Madinah, terlihat Umar bin Khathab di serambi masjid sedang bercakap-cakap dengan para sahabatnya mengenai kemenangan di medan Badar. Bagaimanapun, itulah kemenangan Spektakuler bagi tentara muslim. Sebab, dengan pasukan yang hanya berjumlah tak lebih 313 tentara, mereka bisa meraih kemenangan yang gemilang. Mereka meyakini ada campur tangan Allah atas kemenangan mereka.
Tetapi, kedamaian ditempat itu terkoyak oleh kedatangan Umair bin Wahab dengan pedang yang terhuns. seketika para sahabat berdiri untuk melindungi Rasulullah. Umar segera menyelinap untuk mengambil pedangnya. "Ya Rasulullah, Umair bin wahab datang kemari dengan maksud jahat. Dia datang sambil menghuns peddangnya !" kata Umar bin Khathab. "Biarkan dia masuk menghadapku!" Kata Rasulullah. Umar pun keluar lagig untuk menyuruh Umair masuk menghadap Rasulullah. Sementara itu, para sahabat yang lain berjaga-jaga di sekitar Rasulullah. mereka tak ingin ada orang yang menyakiti junjungannya itu. Tak berapa lama, Umair bin Khathab masuk dengan diikuti oleh Umair bin Wahab. Namun, saat itu dia telah menyarungi pedangnya. melihat karisma sang Nabi Allah itu, tiba-tiba saja Umair menjadi gemetar. Dia menengok ke arah Umar dan para sahabatna. Tampak mereka sedang berjaga-jaga menanti apa-apa yang akan dilakukannya.
"Biarkan dia, wahai Umar. biarkan dia mendekat kepadaku!" kata Rasulullah kepada Umar bin Khathab. Rasulullah saat itu tampak tersenyum kepada kaumnya. Sementara itu, Umar semakin menajamkan pendengarannya, dan pandangannya tak lepas dari Umair. Dia menduga pastilah orang itu mempunyai niat yang jahat terhadap Rasulullah. Umair semakin mendekat ke arah Rasulullah. Dia berfikir kalaupun saat itu dia akan diringkus dan dijebloskan ke dalam penjara, mungkin akan sangat mudah bagi mereka. Namun, itu tak dilakukannya. Malah sebaliknya, dia diperlakukan dengan sangat baik sekali. Diam-diam, timbul rasa simpati didalam hatinya terhadap Rasulullah dan juga para sahabat.
Setelah dekat dengan Rasulullah, Umair menyampaikan salam ala Jahiliah. "Salam sejahtera, Wahai Rasullullah". "Ketahuilah Umair, bahwa kami ummat Islam memiliki sebuah ucapan yang lebih baik dari ucapanmu itu, yaitu Assalamu'alaikum. inilah salam penghormatan ahli Surga." kata Rasulullah. "Sungguh aku belum mengetahuinya !" kata Umair. "Katakanlah tentang maksud kedatanganmu ke mari!" Ujar Rasulullah. jawab Umair " Aku datang kemari untuk membebaskan anakku yang engkau tawan!".
"Lalu, tentang pedang yang engkau sandang di punggungmu itu? katakanlah yang sebenarnya wahai Umair!" ujar Rasulullah.
"Sungguh, kedatanganku kemari tiada lain kecuali untuk membebaskan tawanan yang engkau tawan!" menjawab Umair dengan berbohong. entah mengapa setelah dihadapan Rasulullah keberanian yang disombongkan dihadapan pamannya kemarin hilang tak bersisa.
"Sungguh, aku telah mengetahui apa-apa yang engkau sembunyikan, wahai Umair. Bukankah kemarin engkau telah bercakap-cakap dengan Shafwan bin Umaiyyah tentang orang-orang Quraisy yang terbunhu diSumur Badar. saat itu, engkau telah mengatakan, kalau bukan karena utang dan keluargaku, niscaya aku akan pergi untuk membunuh Muhammad. dan, Shafwan bersedia membayar utangmu dan menanggung keluargamu asal engkau mau membunhku. sungguh, Allah telah menghalangi maksudmu itu!".
Apa yang dikemukan oleh Rasulullah itu membuat Umair terperangah. Dia sungguh heran. Padahal, dalam pembicaraan kemarin yang mendengar hanya dia dan Shafwan, Pamannya. seketika itu dia bersyahadat. Dia berfikir, hanya orang yang diberi kelebihan dari ALLAH-lah yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi. "Sungguh, Perbincanganku dengan Shafwan tidak ada yang tahu melainkan kami hanya kami berdua. Aku juga yakin bahwa tidak ada yang memberi tahu engkau melaikan dari Allah. Puji Syukur kepada Allah yang telah menjadikan itu sebagai jalan bagiku untuk memeluk agama Islam" kata Umair dengan penuh keyakinan. lalu lanjutnya "Saksikanlah, wahai semua yang hadir disini. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang Haq disembah selain Allah dan engkau Muhammad adalah utusan Allah" Seru Umair.
"Ajarilah saudaramu itu ilmu agama. Bacakan kepadana Al-Qur'an dan bebaskan tawanan itu dan serahkan kepadanya !" kata Rasulullah kepada para sahabatna.
Begitulah apabila iman telah merasuki kedalam sanbari. Umair yang tadinya datang dengan membawa dendam, kini telah dipilih Allah untuk menjadi salah satu bagian dari kaum muslimin. Sementara ditempat terpisah, Shafwan tampak sering mondar mandir dijalanan Makkah. saat itu, dia menunggu Umair yang telah ditugaskan untuk membunh Muhammad. Dia sering mengatakan kepada orang-orang Quraisy, " Berbahagialah bahwa sebentar lagi sakit hati kalian atas kekalahan Badar akan terbalaskan!". Berhari-hari ia menunggu kabar besar itu dari Madinah. Setiap kali ada kafilah dagang yang baru pulang dari Madinah, dia selalu bertanya tentang kabar besar yang terjadi diMadinah. Tetapi, semua yang ditanya tidak selalu memberikan jawaban yang memuaskan, bahwa tidak ada kabar apapun dari Madinah. Hingga suatu hari, ada Kafilah dagang dari Madinah membawa kabar yang membuat dirinya Tercengang. Kepala Kafilah dagang dari Madinah itu mengatakan, "Memang telah terjadi peristiwa besar diMadinah, Shafwan!"
Seketika muka Shafwan berseri-seri. Dia menyangka bahwa tugas Umair telah berhasil dengan baik, padahal yang terjadi sebaliknya. "Ketahuilah hai Shafwan, bahwa Umair bin Wahab telah masuk Islam. Sekarang, dia sedang belajar ilmu agama dan memperdalam ilmu Al-Qur'an di Madinah", Kata Kepala Kafilah dagang itu yang serta merta membuat wajah Shafwan menjadi Keruh. Sungguh, dia tidak menyangka itu yang terjadi. Kabar yang diharapkan bisa menghapus kesedihannya karena kekalahan dalam perang Badar, yang terjadi malah sebaliknya. Keislaman Umair semakin menambah luka diHatinya. Saat itu juga dia merasa bumi semakin sempit. Begitulah, apabila Allah telah berkehendak, maka tidak ada satupun yang bisa menghalangi-Nya. Keislaman Umair bin Wahab adalah bukti kekuasaan Allah. Dia telah dipilih-Nya menjadi bagian dari keluarga kaum muslimin dengan cara yang elegan.
Sumber :
Kitab Badaai'uz-Zuhuur Fii Waqaa'i'id-Duhuur
(Muhammad bin Ahmad Al-Hanafi)
Berawal Dari Dendam UMAIR BIN WAHAB , Setan Quraisy Ini Akhirnya Masuk Islam
Reviewed by Unknown
on
11:07 PM
Rating:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8yaPadFsO9uoYIbGtmCsCcdbcNILErPAk4IHKNtwKHKvcH8dsVvglUewzRPR1azQWDagOtxV8ktkqubB-sD0hy2w9uh-3q-oWyYhiX6rSieOsLS4yLBgcduB9bUPiYdG6ulk32zZKNNgH/s72-c/Umair+Bin+wahab.jpg)
No comments: