Top Ad unit 728 × 90

News

random

Bagaimanakah Pendapat Al-Qur'an Tentang Bumi, Bulat atau Datar ?

Alwaliyah | Sudah berpuluhan tahun manusia selalu dalam polemik mengenai ukuran bumi atau bentuk bumi. Ada yang berpendapat bahwasannya Bumi itu bulat dan juga ada yang mengatakan Bumi itu datar. Menjawab dua kontroversi ini kita selalu disibukkan dengan pembelaan diri terhadap pendapat masing-masing. Selain itu tidak seditiki juga yang mengatakan bahwa bumi bulat adalah berasal dari Al-Qur'an karena beberapa ayat yang tertera didalamnya, sebahagian yang lain mengatakan bumi bukan datar akan tetapi bulat. Maka mari kita sama-sama menyimak dan myakinkan diri bahwasanya bentuk asli Bumi telah dijelaskan dalam Kitab Suci Al-Qur’an.


Untuk menjawab polemik ini, didalam video ini anda akan diajak mengetahui jawaban sesungguhnya mengenai bumi. Syarahan atau penjelasan didalamnya ditinjau dari sistem kaedah quran yang tepat, seperti pendekatan ilmu nahwu, ma'ani, aqli dan hasil riset yang telah ditemukan.

BENTUK BUMI MENURUT AL-QUR’AN
Dulunya masyarakat percaya bahwa bumi ini adalah datar. Selama berabad-abad, orang-orang tidak berani berpetualang terlalu jauh karena takut jatuh ke tepi bumi. Sir Francis Drake adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bumi itu bulat. Kesimpulan itu ia dapatkan setelah berlayar mengelilingi bumi pada tahun 1597.

Berkenaan dengan hal ini, Al-Qur’an telah menerangkan tanda bumi bulat dengan bukti “sistem pergantian siang” dan malam. Allah berfirman :

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Luqman : 29).

Pada ayat diatas, terdapat kata "( يُولِجُ ) YULIJU yang artinya adalah “memasukkan”, disini berarti bahwa dari "YULIJU" berlaku secara perlahan dan bertahap; malam berubah menajdi siang, begitu pula sebaliknya. Fenomena ini hanya berlaku jika bumi berbentuk bulat. Sebab, jika bumi ini datar maka akan terjadi perubahan mendadak dari malam ke siang dan demikian sebaliknya.

Di ayat lain, Allah juga menyebutkan mengenai bulatnya bumi :

  خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Az-Zumar : 5)

kata dalam bahasa arab yang digunakan di sini adalah "(يُكَوِّرُ) YUKAWWIRU"  yang berarti tumpang tindih atau menggulung, seperti jalinan surban yang dililitkan di kepala. Tumpang tindihnya antara siang dan malam hanya akan terjadi jika bumi itu bulat.

Hakikat bulat yang dibicarakan bukanlah berdiameter bulat seperti bola, melaikan secara geo-sperichal yaitu sedikit rata di ujung-ujungnya. Allah berfirman didalam Al-Qur’an :
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” (An-Nazi’at : 30)


Dalam bahasa arab, makna lain dari "(دَحَىٰهَآ) DAHAAHAA" bermakna “telur burung unta”. Bentuk telur unta menyerupai benruk geo-sperichal. Dengan demikian Al-Qur’an telah menggambrakn benruk bumi dengan sekaligus mematahkan anggapan sebelumnya bahwa bumi itu adalah datar.


TEORI FLAT EARTH

Salah satu teori yang dibuat oleh para pendukung bumi adatar adalah Geosentris, yaitu anggapan yang menyatakan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Lawan dari Geosentris adalah Heliosentris, yaitu anggapan yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya, bumilah yang mengelilingi matahari.


Dalam waktu yang lama, para filsuf Eropa dan ilmuan meyakini bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan seluruh benda-benda langit termasuk matahari mengelilingi bumi. Di barat Geosentris sudah menjadi pemahaman yang lazim dari zaman Ptolemy (abad kedua sebelum masehi).


Pada tahun 1512, Nicholas Copernicus mengemukakan teori Heliosentris-lah yang menjadi hukum sebenarnya dalam tata surya. Pada tahun 1607, ilmuan jerman Yohannus Keppler telah mengenalkan teori “Astronomia Nova”, yaitu segala benda luar angkasa yang berada di tata surya bergerak mengelilingi matahati dalam garis orbit yang disebut elips, mereka juga berputar pada sumbunya masing-masing dengan kecepatan yang tidak teratur.


Penemuan teori ini menjadi alasan yang tidak dapat dipungkiri bagi para saintist Eropa untuk megoreksi kembali mekanisme sistem dari matahari. Dimana posisi matahari sebagai pusat tata surya dan termasuk di dalamnya proses bergantinya siang dan malam.


Allah berfirman mengenai sistem ini :


وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al-Anbiya : 33)

Dalam bahasa Arab yang digunakan dalam ayat di atas adalah "( يَسْبَحُونَYASBAHUUNA"  . kata tersebut berasal dari kata سَبَحَ yang berarti sebuah gerakan yang muncu dari setiap tubuh yang bergerak. Jika kita menggunakan kata ini untuk seseorang yang berada di suatu tempat, maka makna kata ini bukan berarti dia berguling melainkan berjalan atau berlari. Jika kita gunakan kata ini untuk seorang yang berada di dalam air, maka tidak berarti bahwa ia mengembang melainkan dia berenang. Maka demikian jugalah makna yang berlaku bagi benda-benda langit, termasuk matahari bahwa sesungguhnya matahari bukanlah terbang melewati ruang angkasa tapi matahri pun berotasi dan berjalan mengelilingi ruang angkasa.

Allah memperkuat ayat ini pada ayat yang lainnya :

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” (Yasiin : 38)

Dalam bahasa Arab arti kata مُسْتَقَر adalah “menetap”. Berarti matahari yang Allah maksudkan didalam firmannya disini adalah bahwa bergerak “berjalan menetap”. Kesimpulannya alam semesta ini berhukum pada teori Heliosentris bukanlah geosentris.

MAKNA “BUMI DATAR” DALAM AL-QUR’AN
Didalam al-Qur’an terdapat makna yang menunjukkan bahwa bumi adalah “datar”, hal ini terdapat didalam surat Al-Kahfi : 47. Allah berfirman :

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka.”


Apakah ayat diatas menunjukkan secara nyata bahwa bumi adalah datar ? ada beberapa jawaban yang dapat dijawab. Didalam Al-Qur’an arti kata “datar” bukan hanya berbahasa arabkan "BAARIZAH", di sisi lain Allah juga menggunakan kata datar pada beberapa ayat lainnya, seperti contoh makna  “datar” dengan kata قُصُورَ pada Surat Al-A’raf : 74. Kemudian didalam surat Taha : 106, Allah SWT memberi arti datar dengan kata قَاعًا , kemudian pada surat Al-Mukminun : 50 dengan kata رَبْوَةٍ, dan terakhir pada surat An-Nur : 39 juga Allah berikan arti datar dengan kata قِيْعَةٍ . Semua ayat diatas Allah menceritakan mengenai dataran gunung dan tanah bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa arti kata “datar” didalam Al-Qur’an bermaknakan datar didalam bumi bukan bentuk ukuran bumi.


Kemudian, arti kata "BAARIZAH" pada ayat sebelumnya yang bermaknakan datar bukanlah makna bahwa bumi berukuran datar melainkan tanah di bumi adalah datar. Ini artinya Allah mengajak manusia berfikir akan segala keajaiban mengenai bumi dari dalam. Hukum cara berfikir ini terkadang Allah mengajak manusia untuk berfikir mengenai alam luar bumi dan terkadang Allah juga mengajar berikir apa-apa yang terdapat didalam bumi. Maka demikianlah isi kandungan makna yang terkandung dalam ayat diatas.

Secara akal, jika kita berada di kutub selatan maupun kutub utara, di Amerika atau eropa, di afrika atau asia, atau lokasi manapun di bumi, kita akan melihatnya terhampar. Hal ini terjadi karena bumi berbentuk bulat. Jika bumi berbentuk kotak, segitiga, heksagon, atau bentuk lainntanya, kita bisa melihat sudut-sudutnya dan kita tidak akan melihat bumi terhampar. Kita akan melihat sudut dan tepiannya lalu langit. Oleh karena itu, satu-satunya bentuk yang dengannya bumi dapat terhampat di manapun kita berada adalah bentuk bulat. Jika kita mulai bergerak dari titik manapun di permukaan bumi kemudian sampai kembali ke titik awal, kita akan menemukan bahwa bumi terhampar selama perjalanan.

Selain itu yang bukan menunjukkan bahwa ayat tersebut bukanlah bermakna bahwa bumi “datar” adalah terdapat dalam susunan kalimat didalam surat tersebut. Perhatikan pada kata ayat yang bertuliskan "WA YAUMA" yang artinya “pada hari itu”. Didalam Nahwu kata "WA YAUMA" digolongkan dalam kaedah “Isim Zaman”, yaitu sebuah bentuk nama yang menunjukkan hari akan datang. Maka dapat dikatakan ayat ini memberi makna bahwa tanah bumi adalah datar, bukanlah bumi ini datar. Makna seperti ini didapatkan dari korelasi ayat akhirnya, yaitu artinya “dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka”.


Kemudian, didalam ayat tersebut juga tertuliskan "NUSAYYIRUL JIBALA" , yang artinya “Kami perjalankan gunung-gunung”, sebelum Allah katakan “Bumi itu datar” Allah menggunakan huruf و sebagai penyambung kalimat. Didalam nahwu huruf ini disebut “Waw Ma’iyah”, yaitu huruf pengandeng makna. Hal ini sama artinya Allah membuat makna bahwa gunung dan bumi adalah datar, bumi disini dimaksudkan adalah tanah bumi, karena dalam bahasa arab kata bumi yaitu “Al-Ardh”, juga berarti tanah. Persis seperti Allah firman-kan dalam surat Al-Ahzab : 27 yang Allah gunakan makna tanah dengan bahasa arab “Al-Ardhi”. Kesimpulannya bahwa bumi yang dimaksudkan diatas adalah tanah bumi bukanlah bentuk ukuran bumi.


Terkahir, pada ayat tersebut jua terdapat dua huruf “waw”, yaitu waw pada awal ayat dan waw pada pertegahannya. Kedua waw ini berbeda arti dan kaedah, pertma disebut “waw ibtida”, yaitu waw awal permulaan kata”, kedua adalah “waw ma’iyah”, sepertimana yang telah dijelaskan diatas.


Sekarang telah jelas bahwa sesungguhnya bahwa bumi itu adalah bulat bukanlah datar, sepertimana yang telah dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelumya. 


KESIMPULAN   
Segala penjelasan rignkas yang telah dijelaskan telah menunjukkan kepada kita semua, bahwa bumi bukanlah datar namun ia berukuran bulat melonjong seperti telor burung unta. Segala pembuktian yang sudah diterangkan disini bukanlah dari hasil fikiran atau riset manusia namun Allah-lah yang menjelaskan semuanya dengan ke Maha Pengetahuannya dari manusia. Oleh karena itu, berfikir, riset, dan menemukan segala apapun yang berasal dari hasil pemikiran manusia tidaklah menjadi sisi keotentikan penuh dalam ilmu pengetahuan. Karena segala sesuatu yang terjadi adalah tak lepas dari kepengetahuan sang pencipta ilmu pengetahuan. Dan Al-Qur’an-lah kumpulan segala informasi dari sang maha yang memiliki ilmu pegetahuan tersebut. Tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya, semua kandungan adalah sumber kefaktaan dan kita wajib mengiktuinya.

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

“Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah : 23-24)

Semoga penjelasan ringkas yang telah diruaikan diatas dapat bermanfaat bagi kita semua dari segala polemik-polemik yang terjadi mengenai bumi. 

 Sumber :T
Tgk.Habibie M.Waly S.TH

Lihat videonya dibawah ini :
ISLAM FOUNDATION CHANNEL

Bagaimanakah Pendapat Al-Qur'an Tentang Bumi, Bulat atau Datar ? Reviewed by Unknown on 9:09 PM Rating: 5

No comments:

© 2018, Al Waliyah. All right reserved.
Powered By Blogger, Touched by Iqbal Mauludy

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.